Seperti kita ketahui, sejak awal bulan Maret, peserta didik belajar dari rumah (Home Learning). Semua aktivitas belajar mengajar di sekolah dihentikan. Hal itu dilakukan untuk mendukung pemutusan mata rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19). Kebijakan tersebut membuat perubahan yang cukup signifikan, karena mau tidak mau, orang tua harus berperan aktif dalam belajar peserta didik. Dengan kata lain, orang tua menjadi guru dadakan. Demikian pula guru, mau tidak mau harus belajar tentang media-media atau aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pelajaran.
Menanggapi situasi yang terjadi, maka para guru SD. Tarsisius Vireta tetap menyampaikan pelajaran melalui daring (dalam jaringan). Para guru menggunakan fasilitas media sosial seperti Google Classroom, Google Meet, Youtube, WhatsApp dan lain sebagainya. Meskipun dilakukan dalam situasi mendadak, namun para guru tetap antusias dan semangat dalam menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Demikian juga sebaliknya, peserta didik tetap antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh para guru. Walaupun terkadang ada hambatan karena sinyal dan hal-hal lainnya, namun perlahan-lahan dapat diatasi.
Saat ini, para guru dan peserta didik memasuki enam bulan belajar dari rumah (Home Learning). Semangat para guru SD. Tarsisius Vireta tetap sama. Bahkan banyak inovasi-inovasi baru yang telah ditemukan dalam menyampaikan pelajaran melalui daring. Hingga kini, segala daya upaya dilakukan agar penyampaian pelajaran melalui daring tetap menarik bagi peserta didik.*
Penulis: Detianus Gea